“Bukan ide kamu yang ditolak. Tapi cara kamu nyampainya yang bikin orang defensif.”
Kita sering ngeluh:
“Bos saya gak suka ide baru.”
“Tim saya gak terbuka buat perubahan.”
Tapi coba jujur:
Emang cara kita nyampeinnya udah pas?
Atau terlalu meledak?
Terlalu frontal?
Atau asal lempar kritik tanpa arah?
Karena kadang...
masalahnya bukan di idenya,
tapi di cara dan timing-nya.
Kritik tanpa empati = bentakan.
Masukan tanpa konteks = gangguan.
Ide tanpa kesiapan = ditolak mentah-mentah.
Tapi kalau kamu tahu kapan ngomong,
pakai data yang tepat,
dan dibalut niat baik,
ide paling tajam pun bisa nyampe dengan cara paling halus.
Bukan soal menjilat,
tapi soal cerdas menyampaikan.
Karena niat baik gak cukup.
Kalau caranya bikin orang defensif,
ya ujungnya cuma debat — bukan solusi.
dari Hendra Heri Susanto
https://www.linkedin.com/in/hendrahs/recent-activity/all/
Keterangan:
Defensif adalah sikap yang ditunjukkan untuk melindungi diri dari kritik, serangan, atau situasi yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau terancam. Sikap defensif seringkali melibatkan penolakan terhadap kritik, usaha untuk membela diri, atau bahkan serangan balik terhadap orang yang dianggap telah menyerang.