Nostalgia, Mengingat Cileungsi Bogor 2003-2007
Semoga mereka masih mengingat saya 😒
https://www.youtube.com/watch?v=G4ldkALyQ-Q&pp=0gcJCX4JAYcqIYzv
Cerita Nyata – Oktober 2007
Pada Oktober 2007, saya jatuh sakit cukup parah saat berada di Bogor. Sore itu, dengan kondisi tubuh yang lemah, saya memaksakan diri pulang sendiri ke Tasikmalaya. Saya tiba di Tasik sekitar pukul 12 malam.
Keesokan paginya, saat subuh, saya dibawa ke Puskesmas oleh keluarga. Setelah dirawat selama dua hari, pihak Puskesmas menyatakan tidak sanggup menangani kondisi saya dan merujuk saya ke RSUD dr. Soekardjo di Kota Tasik.
Di rumah sakit, saya didiagnosis menderita usus buntu dan harus segera menjalani operasi. Biaya operasi saat itu sangat terbantu berkat adanya Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Saya mulai pulih secara perlahan, dan kondisi saya membaik menjelang pertengahan Desember 2007. Saat itu saya berniat kembali ke Bogor untuk melanjutkan hidup dan pekerjaan saya di sana. Namun, nenek saya yang kini telah almarhumah, melarang saya kembali. Beliau sangat khawatir dengan kondisi kesehatan saya jika saya kembali menjalani kehidupan di Bogor.
Di tengah masa pemulihan, ibu kontrakan di Bogor menelepon sambil menangis. Ia memberi keringanan luar biasa—saya dibebaskan dari kewajiban membayar sewa selama saya sakit. Teman-teman di Bogor juga banyak yang menghubungi saya, mereka tidak menyangka bahwa kami bisa berpisah begitu saja, tanpa kesempatan untuk benar-benar berpamitan.