by

SALIRA Sosialisasikan Minapadi kepada Para Petani Milenial Lewat Media Online

SALIRA Sosialisasikan Minapadi kepada Para Petani Milenial Lewat Media Online

Langsung Viral com – Disadari ataupun tidak, Lahan pertanian di Indonesia semakin mengerucut mengecil karena secara terus-menerus berubah / beralih fungsi menjadi lahan pemukiman penduduk atau pembangunan Pabrik, Toko, Mall, Perkantoran dan sejenisnya. Jika tidak ada aksi cepat dalam hal ini, maka hasil produksi pertanian, dalam hal ini adalah Beras akan semakin terancam kekurangan.

Fungsi Lahan Sawah Padi juga sebagian ada yang berubah / beralih fungsi menjadi Kolam Ikan. Syukurlah, dengan adanya Sistem Minapadi, maka masyarakat petani Indonesia bisa menanam Padi sekaligus memelihara Ikan dalam area Kolam Sawah yang sama. Sehingga ketika panen, petani akan mendapatkan dua keuntungan yaitu keuntungan dari Panen Padi berupa Gabah Kering dan juga Panen Ikan. Itulah manfaat utama dari Sistem Mina Padi.

Selanjutnya, di Indonesia sendiri, Sistem Tanam Padi dan Memelihara Ikan secara Bersamaan di Lahan yang sama (disebut Minapadi) ini sudah lama ada dan berkembang, cuma dahulu orang tidak memberi identitas nama dengan sebutan istilah Mina Padi. Istilah Mina Padi baru muncul dan Booming serta Viral dari Petani-petani di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Arti Mina Padi secara bahasa adalah Mina berarti Ikan lalu Padi berarti Padi. Jadi Mina Padi adalah Suatu Bentuk Usaha Pertanian dimana didalamnya adalah merupakan Gabungan usaha memelihara ikan serta bertanam Padi dalam lahan Kolam Sawah yang sama.

Tetapi tentunya, tidak lantas Mina Padi langsung disambut meriah oleh banyak petani Indonesia. Para Petani menghadapi beberapa kendala besar dalam hal Mina Padi sehingga tidak sedikit Petani yang tidak berani menerapkan Minapadi di lahan Sawahnya. Apa saja kendala besar dari Mina Padi itu?

Seperti yang banyak dibicarakan oleh para petani di mana-mana, kendala terbesar dari Mina Padi adalah kendala Hama nya. Artinya ada Hama / pengganggu yang serius yang mengancam Mina Padi yaitu: (1) Hama Hewan Linsang atau Sero, dan (2) Hama Biawak. Nah, kedua hama tersebut dirasa sangat berat dan membuat Petani Takut untuk Mina Padi, karena begitu Hewan Linsang / Sore ataupun misalnya Hewan Biawak masuk ke Kolam Sawah, maka sudah bisa dipastikan ikan-ikan akan dikuras habis oleh kedua hewan yang ahli dalam memangsa Ikan itu.

Lalu bagaimana cara mengantisipasi Hama Linsang / Sero juga Hama Biawak yang setiap saat dapat mengancam keberadaan Ikan-ikan yang ada di Kolam Sawah Mina Padi? Salah-satu caranya adalah dengan pemagaran. Bisa sistem Pagar Benteng Bata Press (tapi makan biaya besar) maupun Pagar dengan Kawat yang sekiranya kuat, tidak bisa dihancurkan oleh Biawak dan Linsang / Sero, dan kedua hama hewan predator tersebut tidak bisa masuk karena ukuran bolong kawatnya lebih kecil daripada besar hewan linsang / sero dan biawak.

Soal pemagaran, lagi-lagi menjadi kendala serius bagi kebanyakan petani yang biasanya tidak mau untuk berinvestasi dengan biaya yang besar. Hasilnya Sistem Mina Padi masih terasa Sepi dan belum banyak dilakukan oleh para petani. Bukan semata-mata para petani tidak tahu dan tidak paham kehebatan manfaat dari Mina Padi, tetapi mereka (petani) terkendala dengan hama-hama hewan yang diantaranya telah disebutkan diatas.

Untuk hal pemagaran, sudah sepantasnya ada campur tangan pemerintah melalui Dinas terkait sehingga ada bantuan berupa Pagar sebagaimana dijelaskan diatas untuk memagar pesawahan penduduk, tetapi lagi-lagi ini bukan hal mudah karena akan memakan biaya yang sangat besar mengingat luasnya area yang harus di pagar, tetapi tentu tidak ada yang tidak mungkin jika kita terus berusaha dan berupaya, bekerja lalu berdo’a.

Kelompok Tani Ternak Salira Leuwiseeng (www.salira.co.id) melalui anak situs nya yaitu www.minapadi.com sedang terus menggalakan dan mensosialisasikan Program Mina Padi kepada Masyarakat Umum, dalam hal ini kepada para Petani Milenial Modern melalui penyebaran informasi contoh Mina Padi yang sedang dilaksanakan di lahan kolam sawah kelompok Salira sebagai percontohan, yang beralamat di Kampung Leuwiseeng, Desa Sukaherang, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. “walau saya bukan Duta Minapadi, tapi saya akan terus menginformasikan Program Minapadi kepada masyarakat Petani Milenial Modern” terang Pipih Pirmansyah, ketua Kelompok Tani tersebut. (LV – PP)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *